Prosesi Pemotongan Rambut Gimbal di Dieng

Keistemewaan Anak Berambut Gimbal di Dieng


Dataran tinggi Dieng berada di Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Jawa Tengah ini memang mempunyai selain pemandangan yang indah akan tetapi juga wisata adat nya yang sangat tersoho hingga mancanegara. Setiap acara adat pemotongan gimbal tidak hanya dibanjiri dengan wisatawan lokal akan tetapi juga banyak turis asing yang turut menyaksikan acara adat tersebut.

Keindahan alam serta budaya yang tersimpan, menjadikan tempat ini dikenal dengan sebutan Negeri Para Dewa, seperti penamaan Dieng yang secara etimologi berasal dari dua kata dalam bahasa Kawi; ‘di’ yang berarti gunung dan ‘hyang’ yang berarti dewa. Prosesi acara adat tersebut di meriahkan dengan konser musik jazz, pesta lampion, dan akhirnya pemotongan rambut gimbal.

Acara ruwatan rambut gimbal ini memang menjadi sihir bagi wisatawan untuk datang dan menyaksikan bagaimana acara adat pemotongan rambut gimbal itu berlangsung.

Cerita Rakyat Anak Rambut Gimbal Dieng

Menurut cerita masyarakat disekitar Dieng tersebut anak – anak yang berambut gimbal merupakan titipan dari Nyai Ratu selatan dan titisan Mbah Kolodite. Jika anak gimbal tersembut berjenis kelamin laki – laki maka dia titisan dari Mbah Kolodite, dan yang perempuan titisan dari Nini Ronce Kala Prenye.

Mbah Kolodete merupakan salah satu kyai (yang mempunyai ilmu) yang berkelana dan menemukan wilayah Dieng dan inilah sebagai cikal bakal adanya masyarakat di Dieng tersebut. Kiai Kolodete dikenal sebagai seorang yang memiliki ilmu tinggi dan juga sebagai pengayom dan pembela rakyat kecil. Dia disegani para musuh dan juga di hormati para warganya.

Menurut juru kunci, Mbah Ruswanto, Kiai Kolodete datang ke Dieng sekitar tahun 1628 M. Ia adalah seorang raja besar di Jawa Timur. Lalu pada peristiwa runtuhnya Majapahit, banyak yang melarikan diri ke Bali, sementara Kiai Kolodete bersama Kiai karim dan Kiai Walik lari ke Pegunungan Dieng dimana pada saat itu pegunungan Dieng masih berpa hutan. Karena Kiai Kolodete merupakan seorang yang berilmu tinggi hingga bisa berinteraksi dengan Ratu Selatan yang menitipkan anak gembel di daerah Dieng ini.

Namun, dalam cerita rakyat tersebut berkembang karena datangnya rambut gimbal memang dari Nyai Ratu Selatan yang dititipkan kepada kiai kolodete, hingga nantinya rambut gimbal tersebut kembali ke Nyai Ratu saat proses pemotongan rambut. Kiai Kolodete juga mempunyai rambut gimbal yang panjang, dia pernah bersumpah tidak akan memotong rambutnya sebelum Kawasan Dataran Tinggi Dieng itu makmur. Bila keinginannya belum tercapai, makan rambut gimbal tersebut akan dititiskan kepadaanak yang baru lahir atau yang baru belajar berjalan. Sebagai buktinya anak tersebut akan berambut gimbal walaupun saat lahir dia berambut lurus.

Kiai Kolodete selalu mengadakan upacara ruwatan terlebih dahulu sebelum mencukur anak – anak yang berambut gimbal karena menurut kepercayaan jika dipotong sebelum upacara ruwatan anak gimbal tersebut akan membawa musibah seperti akan sakit dan akan muncul lagi setelah tiga bulan. Berbeda jika dilakukan ruwatan terlebih dahulu anak rambut gimbal tersebut akan membawa rejeki.

Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal

Dalam satu tahun, pemotongan rambut gimbal dilaksanakan di waktu yang spesifik. Prosesinya dimulai dari napak tilas dari tetua masyarakat Dieng, yaitu kunjungan ke 24 tempat dimana Kyai Kolodete dan Nyi Roro Ronce pernah berkunjung. Pemilik rambut gimbal kemudian diarak menuju tengah pelataran Dieng di Komplek Candi Arjuna. Tarian-tarian seperti Tari Rampak, Tari Yakso atau Tari Warog dipersembahkan kepada yang maha kuasa sebelum dilaksanakan ritual pemotongan Rambut Gimbal.

Setelah orang tua atau kerabat dari pemilik rambut gimbal dapat memenuhi permintaan yang diucapkan ketika bangun tidur maka prosesi dapat dilaksanakan. Dari pemilik rambut gimbal sendiri, permintaan memotong rambut akan muncul ketika beranjak dari masa kanak-kanak. Pemotongan rambut gimbal melalui prosesi telah dipercaya dan terbukti menghilangkan gimbal secara permanen dalam kelanjutan hidupnya.

Waktu upacara tersebut dilakukan berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak) sedangkan pelaksanaannya dihitung berdasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang diruwat) dengan persiapan khusus seperti tempat upacara dan benda – benda sesaji. Sesaji yang biasanya disiapkan untuk upacara ini sendiri antara lain tumpeng, ingkung ayam, gunting, mangkuk dan air berisikan bunga setaman, beras, 2 buah uang, payung, tumpeng putih dengan hiasan buah – buahan yang ditancapkan, jajanan pasar, serta 15 jenis minuman seperti kpi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut, dan permintaan anak yang akan di ruwat.

Setelah segala sesaji untuk upacara telah lengkap semua maka sang dukun pun memanjatkan doa untuk kemudian mengasapi kepala sang anak yang akan dicukur dengan asap kemenyan yang telah didoakan tadi. Selanjutnya barulah sang dukun memotong rambut gimbal anak tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gimbal lalu mencukurnya satu-satu.

Rambut-rambut yang telah dipotong tadi kemudian dibungkus dengan kain putih dan lalu dilarung ke Telaga Warna atau sungai yang ada di Dieng.

Seiring dengan dilarungnya rambut gimbal ke sungai atau ke Telaga Warna dengan ini maka berakhirlah acara prosesi upacara ruwatan cukur rambut gimbal ini.

Sejak 2002, mengingat banyaknya ritual yang harus dilalui, pemotongan rambut gimbal kemudian dilaksanakan secara massal di pelataran Dieng yang kemudian dikemas dalam satu atraksi daya tarik wisata budaya di Dieng Culture Festival. Puluhan ribu masyarakat mendatangi prosesi ini untuk sekedar melihat atau mengantarkan kerabatnya mengikuti prosesi ini.

Walau terdengar seperti mitos, namun apa yang telah diceritakan kepada saya ini telah dipercaya dan dilalui oleh ratusan orang pemilik rambut gimbal dan membuat mereka yang berambut gimbal kemudian dapat menjalani kehidupannya kemudian dengan lebih mudah.

gimbal

  tradisi-pemotongan-rambut-anak-gimbal-2-zimbio-com_

potong-rambut-dieng-1-570e6a9c317a6173168a22a9

Dapatkan diskon dan promo menarik dengan memesan Paket Wisata atau Penginapan Dieng via Whatsapp kami

Hubungi Kami