Wonosobo, Negeri Sejuta Pesona

Sudah tidak asing mendengar nama Wonosobo, kan? Terletak di jantung Provinsi Jawa Tengah, Wonosobo merupakan kabupaten dengan pemandangan pegunungan yang indah karena diapit dua gunung muda yang masih aktif, yakni Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dengan tinggi lebih dari 3000 mdpl.

Letaknya yang strategis dan berada di daerah pegunungan membuat Wonosobo menjadi kabupaten dengan potensi ekonomi, wisata, dan pertanian yang begitu besar dengan tanahnya yang subur dan terjaga kelestariannya.

Potensi wisata yang lengkap seperti wisata alam, religi, budaya, kuliner, wisata buatan hingga wisata minat khusus, membuat julukan kota wisata sangat melekat pada Kabupaten Wonosobo yang pada tahun 2014 ini berusia 189 tahun.

Jangan heran jika Wonosobo termasuk urutan 3 tiga terbanyak yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Wonosobo juga dianggap menjadi destinasi selanjutnya bagi wisatawan usai berkunjung dari Borobudur karena letaknya yang mudah dijangkau dan didukung sarana dan prasana yang memadai.

Berbicara soal potensi ekonomi dan investasi, tentu saja peluangnya sangat besar, mengingat di bidang pariwisata banyak yang dapat dikembangkan seperti jasa perhotelan dan restoran serta industri UMKM.

Di sisi lain, Wonosobo juga terkenal dengan hasil pertanian dan perkebunannya. Mulai dari perkebunan teh yang berkembang menjadi Agrowisata Tambi, kopi Arabica khas Wonosobo serta  berbagai hasil sayuran, buah-buahan, rempah-rempah dan produk holtikultura lainnya. Dari tahun ke tahun produksi untuk dalam dan luar negeri selalu mengalami peningkatan.

Wonosobo bukan hanya menghasilkan produk pertanian dan perkebunan, industri pengolahannya juga dikembangkan bersama patner kerja baik dari swasta maupun masyarakat Wonosobo itu sendiri. Alhasil banyak ditemukan tempat pengolahan dan industri kecil menengah hasil pertanian dan perkebunan.

Yang istimewa dan berbeda dengan yang lain antara lain pengembangan Carica buah para dewa (sejenis pepaya khas pegunungan) di dunia hanya tumbuh di 3 tempat; Indonesia (Pegunungan Dieng), Rusia, dan Argentina serta pengembangan tanaman Purwaceng untuk minuman kesehatan dan jamu khas Jawa. Di bidang perhutanan, peternakan, dan perikanan juga tidak luput dari perhatian pemerintah daerah.

Dalam pembangunan ekonomi, Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif menekankan pada ekonomi kerakyatan dengan cara mengembangkan industri mikro dan makro di seluruh sektor yang ada mulai dari wisata, kerajinan, jasa, pertanian, perkebunan, dan lainnya. Hal itu dilakukan demi mewujudkan Wonosobo yang semakin maju dan sejahterah seperti visi dan misi yang dicetuskan sejak tahun 2010.

Menyelenggarakan wajib belajar 9 tahun dan rintisan 12 tahun menjadi fokus utama Kholiq Arif demi mewujudkan generasi bangsa dari Wonosobo yang unggul dan berbudi pekerti luhur. Pendidikan dari keluarga juga digalakkan dengan menerapkan Senja Keluarga. Ketika senja tiba, anak belajar dan berkumpul bersama keluarga.

Pada bidang kesehatan, Wonosobo juga telah memiliki puskesmas yang melayani rawat inap atau pelayanan 24 jam layaknya seperti rumah sakit umum. Hal ini dilakukan demi menjangkau masyarakat yang tinggalnya jauh dari rumah sakit.

Pengembangan seni dan budaya menjadi harga mati Wonosobo. Karena sebuah daerah tanpa seni dan budaya ibarat tubuh tanpa roh. Salah satu kesenian tari yang adalah terkenal Tari Lengger. Uniknya, setiap kecamatan di Wonosobo juga memiliki kesenian yang bervariasi. Wonosobo juga memiliki acara tahunan festival seni dan budaya yang terkenal, yakni ritual cukur rambut gembel.

Wonosobo, negeri sejuta pesona, potensi dan keunggulan yang patut dikembangkan dan dilestarikan hingga dunia internasional.

Dapatkan diskon dan promo menarik dengan memesan Paket Wisata atau Penginapan Dieng via Whatsapp kami

Hubungi Kami