SENI DAN BUDAYA DIENG

Menelusuri Tradisi Budaya Dieng,..

Kawasan Dataran tinggi Dieng merupakan salah satu tempat wisata alam yang memiliki sebuah nilai tradisi budaya yang unik dan menarik untuk di telusuri. Bila di lihat dari letak geologinya tempat wisata Dieng ini merupakan kawasan sebuah daerah cekungan yang terbentuk akibat terjadinya letusan gunung berapi “Gunung Purba Dieng”, di mana dampak dari letusan gunung tersebut mengakibatkan terjadinya pembentukan sedimentasi atau dislokasi di kawasan Dieng ini.
Salah tempat wisata Dieng yang menarik untuk ditelusuri adalah nuansa cerita mistisnya yang terdapat di balik keindahan panorama alam Dieng Plateau. Untuk sebagian golongan orang tertentu, tempat wisata Dieng masih dianggap sebagai tempat para arwah leluhur bagi masyarakat penduduk asli setempat. Karena hal ini berakitan dengan nama tempat wisata Dieng itu sendiri yang berasal dari kata “Dyhyang”.dibalik keindahan alam dieng masih menyimpan budaya masyarakat yang hingga kini masih di jalankan. Apakah tardisi budaya yang menarik di tempat wisata dataran tinggi Dieng berikut ulasan lengkapnya.

Anak Berambut Gimbal

234
Iya, anak rambut gimbal merupakan fenomena kepercayaan adat dan budaya masyarakat Dieng dan peryaaan pemotongan rambut gimbal ini pun banyak orang yang ingin menyaksikannya. Dari cerita anak berambut gimbal ini pun terdapat beberapa versi, fenomena keberadaan dari anak berambut gimbal bisa kita temukan di daerah Dieng, Namun keberadaan dari anak berambut gimbal ini tidaklah mudah untuk kita jumpai di setiap kawasan tempat wisata. Untuk menemui anak berambut gimbal ini kita harus mengunjungi beberapa desa di kawasan dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Di mana di lokasi desa-desa tersebut kita akan dengan mudah menemukan anak-anak yang berambut gimbal dari penduduk asli setempat.

235
Konon menurut cerita dari para sesepuh desa di tempat wisata Dieng mengenai asal-usul anak yang memiliki rambut gimbal di kawasan ini adalah, si anak tersebut merupakan penjelmaan dari nenek moyang mereka yang menemukan daerah kawasan daerah Dieng, atau sering disebut orang yang melakukan “babat alas” (membuka lahan) di kawasan dataran tinggi Dieng pertama kali, yaitu “Kyai Kolodete”.

photo by @afifgoweed_

Mitosnya bahwa kiyai kolodete adalah sebagai penguasa didaerah itu,beliau juga berambut gimbal pada masa kecilnya dulu,dialah yang “mewariskan gimbal” itu kepada anak-anak mereka,dengan kata lain,rambut gimbal itu titipan sang kiyai,maka sudah barang tentu sebagai titipan pada suatu waktu akan di ambil kembali oleh yang menitipkan,dalam proses pengambilan tersebut dengan cara ruwatan pemotongan rambut gimbal yang dilakukan oleh sesepuh desa, biasanya di berikan hadiah seiring dengan permintaan si bocah tersebut.
dan sekarang acara ruwatan rambut gimbal tersebut dilakukan secara masal sebagai acara festival budaya di Dieng. selengkapnya lihat di Dieng culture Festival.

Tari topeng

236
Tari Lengger diiringi oleh musik tradisional Gamelan, Ditarikan Oleh sekelompok orang terdiri Pria dan Wanita dimana Sang Pria mengenakan Pakaian Tradisional berupa Ebeg, Jarit (kain Khas Jawa) sepaha, Sumping di kepalanya  Sementara sang wanita biasanya menggunakan Jarit yang membungkus hingga mata kaki, selendang, kemben serta Mahkota.

Kedua penari baik Pria Maupun Wanita mengenakan Topeng yang menggambarkan Tokoh-tokoh yang ditarikan. Sesuai dengan asal muasal perkembangan Tari Lengger yakni pada masa pemerintahan Prabu Wijaya di era Kerajaan Kediri, Tari lengger mengisahkan Tentang Drama Asmara Putri Prabu Wijaya yang bernama Putri Sekar Taji dengan  Panji Asmoro Bangun.

photo by @exzo_yusman_ghozali

Yang unik dari Tari Lengger (tari-topeng) Dieng adalah ketika pesertanya mengalami Mendhem atau Kerasukan dimana sang penari seakan berada dalam Kondisi diluar sadar dan mulai bertingkah aneh seperti misalnya menirukan gerakan monyet atau harimau, makan beling (pecahan kaca), menginjak bara api, mencambuk diri sendiri serta aksi kekebalan lainnya tanpa sedikitpun terlihat merasakan sakit.

Rampak Buto

Rampak buto adalah tarian asal dieng,yang diikuti lebih dari 30 penari,berpakaian hitam,celana hitam,jarit putih,dengan janggut lebat,serta gigi yang menonjol,Kesenian Rampak Buto ini sering di tampilkan  dalam sebuah acara tertentu. seperti tari warok dieng yang merupakan bagian dari kelompok seni tradisional dan sering ikut berpartisipasi dalam ajang budaya dieng culture festival atau pekan budaya ruwat anak rambut gembel yang di gelar di setiap tahunnya.
240

Tari angguk

Diantara jenis tarian angguk yang ada adalah angguk menorek, yaitu sebuah tarian yang menggambarkan cerita Menak (Pahlawan Arab) ataupun cerita Omar-Amir, Imam Auwongso, Wong Agung Jayenegoro dan sebagainya. Bentuk tarianya dipengaruhi unsur-unsur keagamaan, sedangkan kostum yang dikenakan merupakan kostum wayang orang. Alat-alat yang digunakan antara lain : Rebana, Jidor (bedug kecil) dan kendang. Sedangkan lagu yang dibawakan bernafaskan Islam. Tarian tersebut dinamakan Angguk, karena gerakan yang di bawakan menggunakan leher selalu mengangguk angguk. Pada masanya tarian ini dibawakan untuk menghormati Raja.

Tari Rodad

Tari Rodad merupakan tarian yang ditampilkan dengan gerakan silat yang diiringi dengan lagu-lagu yang bernafaskan Islam.
247

Tari Kuda Kepang

Tarian Kuda Kepang atau embleg dibawakan oleh 7 orang penari yang terdiri dari seorang penari sebagai pemimpin atau plandang dan 6 orang penari sebagai prajurit pengikutnya. Tari Kuda Kepang / Embleg mengambil legenda Raden Panji Asmara Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Sekartaji yang sangat dicintainya.

243

Festifal Babad Dieng

Dieng menggelar Kegiatan yang mengajak pengunjung menikmati pertunjukan sendratari, pameran benda pusaka, kajian sejarah dieng dan Babad Mataram. Nantinya, di masing-masing puncak tersebut, peserta akan bermalam dengan tenda dan melakukan beberapa kegiatan dengan tema menarik. Di puncak Prau, tema yang diusung adalah Panorama Seribu Satu Bukit, tema Keindahan Negeri Seribu Satu Awan di Sikunir dan Batu Cinta Seribu Satu Angan di Pakuwojo.

Tidak hanya itu, gelar budaya ini juga akan dimeriahkan dengan sendratari Pendet asli Bali, sendratari Semar Bangun Kahyangan, sendratari Ngupadi, Tari Kecak Bali dan lantunan doa seribu lentera.

245

242